1. Yang menciptakan, menguasai dan mengurusi mereka semua adalah Allah Subhaanahu wata’aala,.
2. Mereka semua diciptakan untuk beribadah kepada Allah Subhaanahu wata’aala, saja. Allah Subhaanahu wata’aala, berfirman :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
(QS. Adz Dzariyat : 56).
Maka tidak ada perbedaan secara umum antara beban yang diberikan pada jin dan manusia dalam hal beribadah kepada Allah Subhaanahu wata’aala.
3. Mereka setara dalam hal apa yang telah menjadi ketetapan takdir dari Allah Subhaanahu wata’aala, kepada mereka dalam masalah kematian dan sebab-sebabnya. Mereka juga sama dalam hal tidak mengetahui kapan ajalnya dan tidak mengecualikan seorang pun dalam hal kematian kecuali Iblis. Sungguh Allah Subhaanahu wata’aala, telah memberikan tempo sampai pada batas waktu yang ditentukan.
4. Masing-masing jin dan manusia akan dibangkitkan untuk dihisab. Jin juga akan dikumpulkan pada hari kiamat di padang mahsyar dalam keadaan nampak.
Allah Subhaanahu wata’aala, berfirman:
سَنَفْرُغُ لَكُمْ أَيُّهَ الثَّقَلَانِ
“Kami akan memperhatikan sepenuhnya kepadamu hai manusia dan jin.“
فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
“Maka ni’mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?“
يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ فَانْفُذُوا لَا تَنْفُذُونَ إِلَّا بِسُلْطَانٍ
“Hai sekalian jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.”
(QS. Ar Rahman :31-33).
5. Setiap jin dan manusia yang mukmin akan masuk surga dan yang kafir masuk neraka sebagaimana yang diketahui dari banyak dalil.
6. Jin dan manusia tidak mengetahui perkara ghaib. Allah Subhaanahu wata’aala, berfirman :
فَلَمَّا قَضَيْنَا عَلَيْهِ الْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلَى مَوْتِهِ إِلَّا دَابَّةُ الْأَرْضِ تَأْكُلُ مِنْسَأَتَهُ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ أَنْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوا فِي الْعَذَابِ الْمُهِينِ
“Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan.” (QS. Saba : 14).
7. Asal penciptaan keduanya adalah dari air. Allah Subhaanahu wata’aala, berfirman:
وَاللَّهُ خَلَقَ كُلَّ دَابَّةٍ مِنْ مَاءٍ فَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَى بَطْنِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَى رِجْلَيْنِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَى أَرْبَعٍ يَخْلُقُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.“ (QS. An Nur : 45).
Kami telah memaparkan permasalahan tersebut dalam kitab kami “Naqdhu An Nazhariyyaat Al Kauniyyah”.
8. Jin memiliki status yang berbeda-beda seperti halnya manusia. Di antara mereka ada yang menjadi raja; ada yang kaya dan adapula yang miskin; ada yang kuat dan adapula yang lemah; ada yang pintar dan adapula yang bodoh; ada yang mulia dan ada pula yang hina; ada yang shaleh dan adapula yang buruk; ada yang menjadi penguasa dan adapula yang menjadi rakyat; ada yang menjadi ulama adapula yang bodoh; ada yang menjadi sastrawan atau ahli syair, da’i dan penuntut ilmu. Mereka juga berkelompok-kelompok, ada yang menjadi ahli bid’ah dan adapula yang sunni; ada yang yahudi dan adapula yang nashara atau majusi; ada yang Arab dan adapula yang bukan Arab.
Allah Subhaanahu wata’aala, berfirman:
وَأَنَّا مِنَّا الصَّالِحُونَ وَمِنَّا دُونَ ذَلِكَ كُنَّا طَرَائِقَ قِدَدًا
“Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda.”
(QS. Al Jin : 11).
Yang dimaksud dengan “Ath Tharaa‘iq” adalah berkelompok. Yang dimaksud dengan “Qidadaa” yaitu berbeda-beda.
9. Jin mampu untuk mengganggu manusia dengan berbagai macam gangguan dimulai dengan memberikan waswas, menjauhkan dari jalan Allah Subhaanahu wata’aala, menganggap baik perbuatan jelek dan bisa menguasai badan manusia. Sebagian mereka mampu menguasai manusia dengan memukul, membunuh, menahan, menculik dan merasuki serta yang lainnya. Manusia juga mampu menyakiti jin baik secara umum maupun khusus. Adapun menyakiti mereka secara umum dengan cara berlindung diri kepada Allah Subhaanahu wata’aala, dengan menjaga dzikir-dzikir yang disyariatkan serta istiqamah di atas manhaj Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Adapun menyakiti mereka secara khusus seperti apa yang dialami oleh sebagian mereka berupa pemukulan atau membunuh sebagian jin baik dengan cara yang hak maupun batil.
10. Jin dan manusia diberikan oleh Al oleh Allah Subhaanahu wata’aala, kehendak untuk memilih, kekuatan dan kemampuan untuk menerima kebenaran atau menolaknya. Itu semua berada di bawah kehendak Allah Subhaanahu wata’aala, dan ketetapan-Nya dan setiap gerakan-gerakan mereka itu terjadi dengan izin-Nya.
11. Jin dan manusia yang shaleh di antara mereka ada yang terjatuh dalam perbuatan maksiat dan yang kafir di antara mereka tetap diharapkan untuk bertaubat kepada Allah Subhaanahu wata’aala,.
10. Kaum mukminin dari kalangan jin dan manusia mendapatkan karamah[1] dari Allah Subhaanahu wata’aala. Allah Subhaanahu wata’aala, memuliakan di antara mereka bagi siapa yang dikehendaki-Nya baik dari kalangan laki-laki maupun perempuan.
Ini merupakan hal-hal terpenting tentang persamaan antara jin dan manusia. Namun jika dijelaskan secara lebih rinci beserta cabang-cabangnya, maka jumlahnya akan lebih banyak lagi dan hanya kepada Allahlah kita meminta pertolongan.
Sumber Kitab Terjemah : “HUKUM BERINTERAKSI DENGAN JIN” Pustaka : Ats Tsabat. (http://salafybpp.com)
http://alqiyamah.wordpress.com