Friday, January 21, 2011

Tubuh Ikan Aneh Temuan Warga Sukolilo Kebal Pisau

Surabaya - Keanehan ikan berkepala buaya yang ditemukan Suwaji (58) dan Suwarni (36) di Sungai Jagir sisi Timur tak hanya terletak pada bentuk fisiknya saja.




















Selain pernah membuat penemunya kesurupan, ikan yang dianggap warga aneh ini juga kebal pisau.

Hal itu terbukti saat Sulthon, beserta beberapa orang lainnya berusaha membuka dan merobek perut ikan misterius itu. Pisau seakan tak sanggup untuk membelah tubuh ikan tersebut.

"Tekstur tubuh ikan ini sangat keras, pisau tak mampu membelahnya," ujar Sulthon, pemilik rumah tempat ikan aneh iti disimpan, Jumat (13/11/2009).























Karena kesulitan, Sulthon akhirnya ia terpaksa memakai pisau yang berukuran besar untuk membelahnya. Tujuan Sulthon dan para penemu ikan merobek perut ikan aneh itu untuk mengawetkan agar tidak membusuk.

"Kalau diawetkan begini kan bisa tahan lama dan
tidak membusuk," imbuhnya.






Seperti diberitakan sebelumnya, dua warga Medokan Semampir, Sukolilo, Surabaya menemukan ikan yang dianggap bentuknya aneh itu, Selasa (10/11/2009) sekitar pukul 14.00 WIB.

Namun, dari informasi yang dihimpun , ikan yang kepalanya menyerupai buaya itu jenis Aligator dan bernama latin Lepisus Peus. Ikan ini memiliki habitat di sungai-sungai besar di Amerika Tengah dan Selatan

Penemuan ikan berkepala buaya yang mengejutkan warga Medokan Semampir, Sukolilo, Surabaya tampaknya memiliki nilai mistis bagi pada salah satu penemunya.

Pasalnya, malam hari setelah penemuan ikan tersebut ia bermimpi aneh. Dalam mimpinya, Suwaji (58) disuruh oleh suara misterius agar mengembalikan ikan aneh temuannya.

"Tapi, kalau tidak dikembalikan ia harus memberinya kembang dan dupa," ujar Suwarni (47), rekan Suwaji yang turut menemukan ikan itu, Kamis (12/11/2009) malam.

Tak hanya itu saja, selain mendengar suara misterius, malam itu juga Suwaji juga langsung kesurupan. Tanpa sadar, Suwaji mengamuk dan sempat masuk tambak.

"Dia berteriak-teriak dan ngamuk, kemudian njebur tambak," ujar Suwrani yang asli Pacitan ini.

Akibatnya, karena kondisinya yang masih belum sadar betul, Suwaji pun akhirnya terpaksa dipulangkan ke Jombang. "Iya, dia memilih untuk berobat dan terapi di daerahnya," tambah Suwarni.

Kini, ikan misterius berkepala buaya masih disimpan di dalam gubuk milik Sulton (59). Ikan aneh ini menjadi tontonan warga. Di tempat itu juga disediakan kotak amal untuk perbaikan jalan dan jembatan. Ahmad Qosim (33), salah satu warga mengatakan jika dirinya penasaran dan ingin melihat ikan berkepala buaya tersebut.

"Pada mulanya saya sempat tak percaya, tapi setelah saya lihat sendiri ternyata memang ikan itu sangat aneh," ujar Qosim yang datang bersama istrinya.
Ikan berkepala buaya yang menggegerkan warga Medokan Semampir, Sukolilo, Surabaya, Selasa (10/11/2009) lalu juga pernah dialami oleh masyarakat Kampung Cangkurawok, Bogor, Jawa Barat. Ikan berukuran 60-80 cm itu ditemukan di Sungai Ciapus.

Ikan bernama latin Lepisus Peus ini memiliki habitat di sungai-sungai besar di Amerika Tengah dan Selatan itu kemudian menjadi bahan penelitian Dr Sulistiono, pakar pertanian dan perikanan Fakultas Ilmu Perikanan dan Ilmu Kelautan (FIPIK) IPB.

Ikan berkepala buaya ini diakui Sulistiono tergolong omnivora, cenderung karnivora. Dia banyak memakan ikan-ikan lain. Oleh karena itu sangat berbahaya bagi anak-anak kecil.

Bahkan tak hanya sampai di situ saja, telur ikan ini juga beracun. Bahkan, jika terkena pada kulit, mungkin akan gatal-gatal, dan bila dikonsumsi bisa mengakibakan kejang-kejang.

Ikan ini biasanya bertelur sekitar bulan April - Juni. Ikan langka di Indonesia ini bisa mencapai ukuran 1,5 - 1,8 m dan berbobot 70 kg lebih.

Tidak hanya itu, ikan berkepala buaya dengan ukuran yang besar ini bisa membahayakan. Ikan tersebut diyakini bisa menghabisi ikan-ikan yang ada di sungai.

Untuk itu, Sulistiono berharap Indonesia memiliki aturan perundang-undangan tentang jenis ikan apa saja yang boleh diimpor. Hal ini terutama karena ikan berkepala buaya ini memiliki kemampuan berenang melawan arus [detiksurabaya.com]

No comments: