Monday, February 28, 2011

Bakar Kemenyan Dan Dupa Berasal Dari Agama Hindu

Membakar kemenyan dan dupa banyak dijumpai dalam upacara agama Hindu. Pada waktu permohonan tirta yang dilakukan Sang Pandita sebelum persembahyangan Tri Sandya dan Muspa, Mecaru dan sebelum pelarungan seganten sesaji Melasti.
Dalam Kitab Regweda disebutkan:

“Api adalah pengantar upacara, penghubung manusia dengan Brahman.” (Regweda X, 80 : 4)

“Api (Agni) adalah Dewa pengusir Raksasa dan membakar habis semua mala dan dijadikannya suci.” (Regweda VII 15 : 10)

“Hanya Agni (api) pimpinan upacara Yajna yang sejati menurut weda.” (Regweda VIII 15 : 2)

Dalam Kitab Upadesa halaman 58 diterangkan bahwa api dupa merupakan saksi serta pengantar persembahan.

Anwar Baru Belajar
Dikutib dari buku : Santri Bertanya Mantan Pendeta (Hindu) Menjawab.

BEBERAPA KHURAFAT, TAHAYUL , BID’AH DAN SYIRIK

Sebagian masyarakat kita ada yang masih memperycayai hal-hal berikut di bawah ini :

1. Jika tanaman hias tertentu (bunga sri rejeki) yang ditanam dalam tempat bunga berdaun lebat, dianggap akan dapat rezeki

2. Membuat bubur merah dan putih sebagai syarat dalam suatu upacara supaya sukses.

3. Memasang / menusuk Cabai dan Bawang dengan lidi untuk penolak hujan.

4. Memasang jimat-jimat, rajah / wafaq / isim, bertuliskan arab atau lainnya di atas pintu masuk agar segala unsur yang jahat tidak bisa masuk. Atau membawa jimat-jimat.

5. Burung hantu berbunyi sebagai tanda tidak baik…. Kupu-kupu masuk rumah tanda akan ada tamu yang akan datang.

6. Bulu landak, gunting, pisau, cermin, daun jerangau untuk mengusir hantu anak.

7. Memukul benda -benda, nampan, dandang, panci, kentongan, nyiru, dll kalau ada anak yang hilang (katanya disembunyikan mahluk halus), atau kalau ada gerhana.

8. Kunang-kunang penjelmaan kuku mayat.

9. Jika kulit bergerak (kedutan dibawah mata dll) menandakan ada sesuatu yang akan terjadi.

10. Jika kendaraan membawa mayat, atau menabrak kucing akan sial.

11. Rumah yang dibangun salah letak, tidak sesuai arah feng sui akan menimbulkan kesialan.

12. Salah memberi nama pada anak menyebabkan sering sakit. Atau wajahnya sama dengan orang tuanya si anak harus dijual pura-pura (lewat upacara).

13. Jika perempuan makan pisang kembar, anaknya nanti kembar.

14. Perempuan hamil /ngidam tidak boleh makan sembarangan, seperti kepiting nanti jalannya atau usahanya selalu mundur, sebab kepiting jalannya mundur dll. Kalau anak balita air liurnya selalu ngeces (menetes), berarti ibunya waktu ngidam dulu ada yang tidak kesampaian keinginannya.

15. Jika seseorang tersedak, tergigit lidah atau tergigit bibir, tandanya ada orang yang membicarakan dia.

16. Tangan kanan gatal, akan dapat uang.

17. wanita hamil dilarang keluar di saat terjadi gerhana.

18. Suara burung Gagak tanda kesialan/ada yang mau meninggal

19. Masuk ketempat yang angker/ hutan/lembah, izin dulu kepada datuk/mahkluk penguasanya.

20. Hataman Al-Quran dengan Telor-telor yang dihiasi.

21. Anak lahir bulan safar harus ditimbang dengan buah-buahan atau lain-lain.

22. Anak laki-laki lahir diberi anting-anting emas sebelah kalau kakaknya meninggal.

23. Supaya anak cepat berjalan, kakinya dipukul dengan sejenis ikan, atau pelepah pisang.

24. Anak kecil diberi kapur di dahi (kening) atau dibelakang kuping, diberi arang bekas kuali, kunyit agar tidak kesindiran.

25. Menghambur Beras Kuning pada acara –acara yang dianggap sakral

26. Memberi lampu penerangan pada ari-ari, tembuni bayi yang baru lahir. Dan memberi garam, merica, bahkan buku dan pensil di dalam tembuni.

metafisis.wordpress.com

No comments: