Warga menunjukkan kotak berisi uang yang tiba-tiba isinya raib. Diduga, uang tersebut dicuri tuyul |
Dono Wahyono (48), salah seorang penjual nasi tidak bisa menyembunyikan kegalauannya. Saat dijumpai Tribun di komplek Koperasi Al Jabar Blok C No 4 Bengkong Al Jabar Batam Kepri, Sabtu (17/9/2011) malam, ia terlihat memendam amarah. Raut wajahnya menggambarkan kegeraman karena uang tabungannya yang disimpan selama ini hilang dengan cara tidak wajar atau misterius.
Kepada Tribun, ia menuturkan dengan polos. Selama berdagang sejak tahun 2000 hingga 2008, ia tidak pernah mengalami hal-hal yang aneh. Namun sejak tiga tahun terakhir, 2009 sampai 2011, uang tabungan Dono sering berkurang drastis. Menurutnya, tidak ada ada indikasi tindak pencurian atau perusakan terhadap tempat penyimpanan uang (celengan) tersebut.
Tidak hanya uang simpanan milik Dono yang amblas. Uang milik istrinya, Suwarni juga raib dari dalam kaleng celengan berukuran diameter 8,5 centimeter dan panjang 12,5 centimeter. Padahal setiap kali memasukkan uang ke celengan, Dono dan Suwarni selalu mencatat seluruh transaksi secara rinci dan tertib administrasi. Sehingga kesalahan hitung bisa diminimalisasi.
"Sejak tiga tahun terakhir ini uang saya sering hilang secara misterius. Uang tabungan istri dan anak juga berkurang jumlahnya dari kaleng celengan. Tidak ada indikasi perusakan atau pencurian yang dilakukan oleh orang lain, tapi semuanya kok hilang," ujar Dono Wahyono keheranan.
Menurut pengakuan Dono, uang hasil penjualan selalu ditabungkan ke dalam celengan. Selain sebagai cadangan modal dagang, uang tersebut biasanya digunakan untuk membayar biaya sekolah keempat anaknya, Siti Yuliana (25), Asrifah Edri Lestari (24), Nur Sabrina Animaningrum (10), Rafli Alfiansyah Daqi (2,5). Namun demikian, raibnya uang secara tidak wajar cukup membuat Dono sekeluarga geram.
"Terus terang kami jengkel mas, kami yakin ada sejenis makluk sebangsa jin (tuyul) yang mencuri uang kami. Jika ada orang yang ahli membasmi tindakan pencurian ini ya mohonlah kami dibantu biar aman dan tidak dipusingkan dengan keadaan yang terus berlarut-larut," pinta Suwarni dengan nada berharap.
Dono menyebutkan, setiap hari dirinya menyisihkan uang hasil dagangan Rp 100 ribu. Uang yang ditabungkan itu dimasukkan dalam kaleng dan dicatat dalam jurnal pembukuan. Begitu juga dengan istri dan anaknya juga melakukan hal yang sama. Selama tiga bulan disisihkan, ternyata setelah diambil uangnnya dan dihitung jumlahnya berkurang. Bahkan uang dalam kotak amal titipan masjid juga lesap.
"Di kedai saya ini ada dua kotak amal pembangunan masjid yang dititipkan pengurus. Terdapat pecahan Rp 50 ribu, Rp 20 ribu, Rp 10 ribu, dan Rp 5 ribu. Saat pengurus hendak ambil, semua uang nominal kertas hilang tiada berbekas, tinggal uang pecahan seribu yang masih tersisa," jelas Dono sembari menunjukkan kotak amal yang diletakkan di meja kasir.
Pengakuan senada juga disampaikan Titus, tetangga Dono pada lokasi yang sama, yakni di blok D No 3. Titus merupakan salah seorang perajin dekorasi tata ruang menuturkan keganjilan ketika mengantongi uang di dompet. Secara tidak wajar uang dari dalam dompetnya berkurang senilai Rp 300 ribu. Sementara, sebelum hilang, jumlah total uangnya berjumlah Rp 1 juta.
"Benar mas, sebulan lalu saya gajian. Sisa uang gajian saya masukkan ke dalam dompet Rp 1 juta. Saya tak sembarangan menaruh dompetnya. Sewaktu saya hitung ulang ternyata hilang Rp 300 ribu. Sejak ada berita heboh "tuyul" maka saya yakin uang yang hilang itu pasti diambilnya," ujar Titus.
Dari penelusuran Tribun di lokasi warga Bengkong Baru dan Bengkong Al Jabar Batam, misteri uang hilang ini memang sudah terjadi sejak tiga tahun terakhir. Namun selama ini, warga setempat menganggap hal tersebut hanyalah isu. Tetapi setelah dikabarkan melalui media massa, kini banyak warga yang tidak malu-malu lagi menceritakan kisah uangnya yang hilang misterius secara blak-blakan ke Tribun Batam.
Secara terpisah Kapolsek Kecamatan Bengkong Kota Batam, AKP Catur Kusmedi SIk saat ditanya mengenai persoalan raibnya uang warga karena "tuyul", dia hanya tersenyum. Namun demikian, Catur Kusmedi mengimbau warga untuk tidak resah atau berlebihan menanggapi hal ini. Dia berharap agar warga tetap tenang dan menjalankan profesinya masing-masing. Dia juga menekankan agar warga banyak berdoa kepada Tuhan.
"Saya meminta warga tetap tenang, tidak usah resah atau saling mencurigai satu sama lain. Banyak berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan agar kita selalu dijaga oleh-Nya," ajak Catur Kusmedi mengingatkan.
Ulama setempat, ustaz Muhit Marzuki Sodo perlu meluruskan hal ini supaya tidak salah kaprah. Menurutnya, barangkali si pemilik uang lupa menghitung atau menaruhnya. Atau bisa juga mereka menggunakan uangnya tetapi salah hitung ini dimungkinkan karena sifat dasar manusia yang lemah, khilaf, dan pelupa. Namun demikian, dalam kajian Islam sangatlah mungkin jin (makhluk bukan golongan manusia) bisa melakukannya.
Riwayat ini sebagaimana yang terjadi pada masa rasulullah Muhammad. Di mana Abu Khaira (sahabat) melihat jin yang mencuri sebagian harta yang malam itu dijaga oleh dirinya sendiri. Dalam hadis disebutkan, nabi memerintahkan umatnya untuk menutup sesuatu dengan bacaan 'basmallah'. Karena setan (makhluk bukan golongan manusia) tidak bisa membuka pintu yang ditutup dengan membaca 'basmallah'.
"Ada satu hal yang ingin ditekankan Nabi Muhammad bahwa setan dimungkinkan saja bisa membuka sesuatu yang tertutup dengan tujuan untuk mengambil. Makanya nabi memerintahkan umat Islam untuk menutup sesuatu dengan bismillah (basmallah)," ujar ustaz Muhith Marzuqi Sodo meyakinkan.
sumber : www.tribunnews.com
No comments:
Post a Comment